Sabtu, 22 Disember 2012

KEBIJAKAN UTANG KOPERASI MAHASISWA UNY UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI


REVIEW 7

E. HASIL PENELITIAN 

          Kopma UNY lahir atas dasar ide dan prakarsa beberapa aktivis mahasiswa yang memandang perlu adanya suatu wadah peningkatan kesejahteraan mahasiswa. Oleh karena itu, realisasi adanya sebuah koperasi mahasiswa merupakan hal yang penting. Pemikiran ini merupakan latar belakang turunnya SK Rektor tentang panitia pendiri KOPMA IKIP yang kemudian mengadakan rapat pendirian KOPMA IKIP Yogyakarta pada tanggal 30 September 1982. Pada rapat pertama belum menghasilkan suatu keputusan. Rapat selanjutnya pada tanggal 2 Oktober 1982 yang dihadiri oleh 76 mahasiswa menghasilkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), akta pendirian, struktur organisasi, formasi pengurus, dewan penasehat, badan pemeriksa, sekaligus menetapkan bahwa tanggal 2 Oktober 1989 sebagai tanggal
berdirinya KOPMA IKIP yang kemudian diperkuat dengan badan hukum pada tanggal 27 Oktober 1983 dengan nomor 1281/BH/XI.
          Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban pengurus KOPMA UNY. Data yang berhasil diperoleh berupa kuartalan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 sehingga diperoleh 44 data runtun waktu. Data yang diambil adalah jumlah utang, tingkat keuntungan, rasio harta tetap dan total aset. 
Berikut ini adalah data statistik deskriptif yang telah diolah. 



          Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah tiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah Kolmogrov Smirnov dengan SPSS 16.0 for windows.
          Kriteria yang digunakan adalah melalui nilai Asymp.Sig.(2-tailed). Pengukuran dengan membandingkan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) dengan nilai Alpha yang ditentukan yaitu 5 %, sehingga apabila nilai Asymp.Sig. (2-tailed)> 0,05 maka disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:





          Berdasarkan hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed)> 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data-data penelitian telah memenuhi distribusi normal. Disamping itu, nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,971 dan signifikan pada 0,303 berarti residual tidak terdistribusi secara normal. 
          Pengujian linearitas regresi dilakukan dengan uji statistik F. Harga F hitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Apabila harga Fhitung ≤ Ftabel maka hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linear. Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows, hasil pengujian linearitas seperti terangkum dalam tabel berikut ini:



          dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berlaku untuk semua variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel bebas dengan variabel terikat memiliki pengaruh yang linier, maka analisis regresi dapat dilanjutkan.
          Penelitian untuk menguji terjadi atau tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas (X) dibuktikan dengan melihat besarnya interkorelasi antar variabel bebas. Terjadi atau tidaknya kolinearitas diuji dengan menyelidiki besarnya interkorelasi antar variabel bebas dengan korelasi Produk Moment. Syarat tidak terjadinya multikolinearitas antar variabel bebas ada korelasi yang tinggi (kurang dari 0,800). Jika lebih dari 0,800 berarti terjadi multikolinearitas dan tidak dapat digunakan untuk analisis regresi ganda. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada tabel berikut: 


          Hasil analisis yang disajikan dalam tabel diperoleh nilai Pearson Correlation antar variabel bebas lebih kecil dari 0,800, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak ada yang berkorelasi secara sempurna atau tidak terjadi multikolinieritas.
          Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan Uji Park. Uji Park dilakukan dengan meregresikan logaritma kuadrat residual dengan variabel independennya, sehingga persamaannya menjadi:

LnKuadratResidual = βPROF+βFAR+βASET

          Jika dalam hasil regresi tersebut koefisien parameter beta signifikan secara statistik, maka menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, begitu juga sebaliknya. Berikut tabel untuk mendeteksi hetersoskedastisitas.







          Dari tabel diatas, ketiga variabel bebas mempunyai koefisien parameter yang tidak signifikan pada 0,01 berarti tidak ada heteroskedastisitas.
          Untuk mengidentifikasi adanya autokorelasi adalah dengan metode D-W test. Kondisi yang diperlukan agar lolos dari uji autokorelasi adalah du<d<du. Nilai du dalam tabel D-W adalah 1,32. Hasil dari perhitungan dalam tabel 1,797 sehingga 1,32<1,797<2,68 sehingga nilai statistik D-W berada pada daerah yang bebas autokorelasi.





          Uji autokorelasi juga dapat dilakukan dengan Run test, Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan residual adalah acak atau random.




           Hasil output SPSS menunjukkan nilai test -9,7277 dengan probabilitas 0,000 signifikan pada 0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. Data yang tersedia dan telah melalui uji prasyarat analisis dan uji asumsi klasik selanjutnya dilakukan proses regresi ordinary least square. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 4.8 dibawah ini.


          Berdasarkan tabel di atas maka persamaan garis regresi model utang KOPMA dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
DEBT = 1,327 + 1,799PROF + 0,579ASET + 0.185FAR + ε
(0,693) (10,055) (3,735) (4,822)

          Dari tabel diatas, ketiga variabel independen menunjukkan nilai positif dan signifikan. Variabel Keuntungan (PROF) mempunyai t-hit 10,055 dengan signifikansi 0,000. Dengan derajat kepercayaan 5%, keuntungan koperasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang. Koefisien sebesar 1,799 menunjukkan hubungan searah dengan kebijakan utang, semakin besar keuntungan maka semakin
tinggi utang yang di lakukan koperasi. Jika diteliti hal itu karena kesempatan memperoleh keuntungan ketika omset besar dapat dilakukan dengan menambah rasio utangnya. Peningkatan utang dapat diperoleh karena kinerja yang baik sebelumnya. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan keuntungan positif.
          Variabel aktiva tetap (FAR) mempunyai t-hit sebesar 4,822 dengan tingkat signifikansi 0,000 sehingga mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Dengan koefisien 0,184 menunjukkan bahwa rasio aktiva tetap mempunyai hubungan positif dan searah dengan kebijakan utang koperasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Myers bahwa semakin banyak aktiva perusahaan maka akan semakin mudah untuk memperoleh dana.
          Variabel lainnya yang mempengaruhi kebijakan utang adalah ukuran perusahaan/koperasi yang dinyatakan dengan aset yang dimiliki. Variabel aset mempunyai nilai t-hit sebesar 3,735 dengan nilai signifikansi 0,001 sehingga ukuran koperasi mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sesuai dengan Chung. Koefisien yang dihasilkan besarnya 0,575 menunjukkan bahwa besaran aset mempengaruhi
kebijakan utang koperasi.
          Koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi. Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari utang (DEBT) yang diterangkan oleh variabel independennya (tingkat keuntungan (PROF) dan nilai aset (ASET), dan Rasio aktiva tetap (FAR). Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows, menunjukkan R(1,2,3) sebesar 0.684 dan R2 (1,2,3) sebesar 0.468. Nilai R2 (1,2,3) tersebut berarti 46.8% perubahan pada variabel utang (DEBT) dapat diterangkan oleh variabel tingkat keuntungan (PROF), nilai aset (ASET) dan rasio aktiva tetap (FAR). Sedangkan 50.2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.Hasil tersebut menunjukkan pemilihan variabel independen sudah tepat karena menjelaskan perubahan variabel utang dengan angka yang cukup tinggi.







          Untuk menilai semua variabel secara serentak digunakan F-hit yang mempengaruhi leverage finansial. Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh tingkat keuntungan (PROF), nilai aset (ASET) dan rasio aktiva tetap (FAR). Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Fhit sebesar 49,980. Jika dibandingkan dengan nilai Ftab sebesar 4,96 pada taraf signifikansi 5%, maka nilai Fhit > Ftab sehingga bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tingkat keuntungan (PROF), nilai aset (ASET) dan rasio aktiva tetap (FAR)secara bersamasama terhadap utang koperasi (DEBT).







F. KESIMPULAN DAN SARAN 

1. Kesimpulan

  • Variabel Keuntungan (PROF) mempunyai t-hit 10,055 dengan signifikansi 0,000. Dengan derajat kepercayaan 5%, keuntungan koperasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang. Koefisien sebesar 1,799 menunjukkan hubungan searah dengan kebijakan utang, semakin besar keuntungan maka semakin tinggi utang yang di lakukan koperasi. Jika diteliti hal itu karena kesempatan memperoleh keuntungan ketika omset besar dapat dilakukan dengan menambah rasio utangnya. Peningkatan utang dapat diperoleh karena kinerja yang baik sebelumnya. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan keuntungan positif.
  • Variabel aktiva tetap (FAR) mempunyai t-hit sebesar 4,822 dengan tingkat signifikansi 0,000 sehingga mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Dengan koefisien 0,184 menunjukkan bahwa rasio aktiva tetap mempunyai hubungan positif dan searah dengan kebijakan utang koperasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Myers bahwa semakin banyak aktiva perusahaan maka akan semakin mudah untuk memperoleh dana.
  • Variabel lainnya yang mempengaruhi kebijakan utang adalah ukuran perusahaan/koperasi yang dinyatakan dengan aset yang dimiliki. Variabel aset mempunyai nilai t-hit sebesar 3,735 dengan nilai signifikansi 0,001 sehingga ukuran koperasi mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sesuai dengan Chung. Koefisien yang dihasilkan besarnya 0,575 menunjukkan bahwa besaran aset mempengaruhi kebijakan utang koperasi.

2. Saran

  • Ketiga variabel dalam penelitian menunjukkan hasil yang positif dan signifikan, hal ini menunjukkan jika variabel-variabel tingkat keuntungan, nilai aset dan rasio aktiva tetap baik maka akan mempengaruhi kebijakan utang koperasi secara positif. Hendaknya pengurus KOPMA UNY terus mempertahankan dan meningkatkan kesehatan pengelolaan keuangan yang selama ini menunjukkan hasil yang memuaskan.
  • Sebaiknya KOPMA terus berusaha untuk mendapatkan kesempatan memperoleh pendanaan dari pihak luar untuk pengembangan usaha yang sudah ada. Sejauh nilai keekonomisan dari utang dapat dipertanggungjawabkan, maka peluang KOPMA UNY menjadi lembaga profit yang lebih besar terbuka luas dengan mengembangkan usaha yang sudah ada atau membuka unit usaha baru dengan memanfaatkan kekuatan yang sudah dimiliki KOPMA.
  •  KOPMA sebaiknya meningkatkan Aset dengan memberikan kesempatan dan melakukan lebih banyak sosialisasi pada anggota untuk meningkatkn simpanan sukarela karena terbukti hutang KOPMA dapat meningkatkan profit KOMPA UNY.
Nuli Rahayu (25211272)/2EB09
Fakultas Ekonomi
2011 - 2012



Tiada ulasan:

Catat Ulasan