Ahad, 12 Oktober 2014

Tugas 3



ETIKA DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK 



1. Etika Bisnis Akuntan Publik 

Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Lima aturan etika itu adalah
a. Independensi, integritas, dan obyektivitas
b.   Standar umum dan prinsip akuntansi
c.   Tanggung jawab kepada klien
d.   Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
e.    Tanggung jawab dan praktik lain
      Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi bertujuan untuk mengatur perilaku para anggota dalam menjalankan praktek profesinya. Etika profesi bagi praktek akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) ditambah dengan NPA dan SPAP. Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa yang dilakukan oleh profesi akuntan publik sesuai dengan Standar Peraturan Akuntan Publik ( SPAP ). Akuntan publik berjalan sesuai dengan SPAP karena akuntan publik menjalankan jasa auditing, atestasi, akuntansi dan review serta jasa akuntansi.
       Suatu organisasi profesi memerlukan etika profesional karena organisasi profesi ini menyediakan jasa kepada masyarakat untuk meneliti lebih lanjut mengenai suatu hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut dimana akan menghasilkan informasi yang lebih akurat dari hasil penelitian. Jasa seperti ini memerlukan kepercayaan lebih serius dari mata masyarakat umum terhadap mutu yang akan diberikan oleh jasa akuntan. Agar kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik semakin tinggi, maka organisasi profesional ini memerlukan standar tertentu sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatannya.

2. Tanggung Jawab Sosial Kantor Akuntan Publik sebagai Entitas Bisnis 
      Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi bertujuan untuk mengatur perilaku para anggota dalam menjalankan praktek profesinya. Etika profesi bagi praktek akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) ditambah dengan NPA dan SPAP. Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa yang dilakukan oleh profesi akuntan publik sesuai dengan Standar Peraturan Akuntan Publik ( SPAP ). Akuntan publik berjalan sesuai dengan SPAP karena akuntan publik menjalankan jasa auditing, atestasi, akuntansi dan review serta jasa akuntansi.
       Suatu organisasi profesi memerlukan etika profesional karena organisasi profesi ini menyediakan jasa kepada masyarakat untuk meneliti lebih lanjut mengenai suatu hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut dimana akan menghasilkan informasi yang lebih akurat dari hasil penelitian. Jasa seperti ini memerlukan kepercayaan lebih serius dari mata masyarakat umum terhadap mutu yang akan diberikan oleh jasa akuntan. Agar kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik semakin tinggi, maka organisasi profesional ini memerlukan standar tertentu sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatannya.

3. Krisis dalam Profesi Akuntansi 
      Tekanan pemaksimalan profit saat ini membawa profesi akuntan ke dalam krisis. Profesi dituntut untuk melakukan tindakan dalam berbagai cara yang dapat menciptakan laba tertinggi agar dapat bersaing dengan iklim persaingan yang semakin ketat. Dala hal ini, seluruh tindakan yang diambil justru membuat profesi berada dalam kondisi yang membahayakan dirinya dan dapat dituntut secara hukum. Namun, di pihak lain akuntan dipaksa untuk tetap bersikap profesional dan dihadapkan pada serangkaian aturan yang harus ditaati. Akuntan harus tetap bersikap objektif, jujur, adil, tepat, independen, bertanggung jawab dan berintegritas dala menjalankan tugasnya. Motivasi untuk berperilaku etis sangat penting karena dengan berperilaku etis dapat memberikan kontribusi diantaranya keuntungan jangka panjang bagi perusahaan, integritas personal dan kepuasan bagi pihak yang terlibat dalam bisnis tersebut, kejujuran dan loyalitas karyawan serta confidence dan kepuasan pelangganPerusahaan seharusnya memperhatikan tanggung jawab sosial yang bertujuan untuk mereduksi timbulnya aksi sosial yang menolak keberadaan suatu perusahaan. Berbeda halnya dengan perusahaan yang mementingkan keuntungan jangka pendek. Perusahaan yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek ini cenderung kurang memperhatikan masalah etika dan integritas.

4. Regulasi dalam rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik 
      Regulasi menurut Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengaturan. Regulasi yang berlaku di Indonesia dijadikan sumber hukum formal untuk mengendalikan perilaku masyarakat dalam bentuk peraturan perundang – undangan yang memiliki beberapa sifat yaitu tertulis, dibentuk oleh lembaga Negara beserta para pejabat yang berwenang dan mengikat.
      Setiap orang yang melakukan tindakan yang tidak etis maka perlu adanya penanganan terhadap tindakan tidak etis tersebut. Tetapi jika pelanggaran serupa banyak dilakukan oleh anggota masyarakat atau anggota profesi maka hal tersebut perlu dipertanyakan apakah aturan-aturan yang berlaku masih perlu tetap dipertahankan atau dipertimbangkan untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan.

5. Peer Review 
       Peer review atau penelaahan sejawat ( Bahasa Indonesia ) merupakan suatu proses pemeriksaan atau penelitian suatu karya atau ide pengarang ilmiah oleh pakar lain di suatu bidang tertentu. Orang yang melakukan penelaahan sejawat disebut penelaah sejawat atau mitra bestari ( peer reviewer ). Proses ini dilakukan oleh editor atau penyunting untuk memilih dan menyaring manuskrip yang dikirim serta dilakukan oleh badan pemberi dana untuk memutuskan pemberian dana bantuan. Peer review ini bertujuan untuk membuat pengarang memenuhi standar disiplin ilmu yang mereka kuasai dan standar keilmuan pada umumnya. Publikasi dan penghargaan yang tidak melalui peer review ini mungkin akan dicurigai oleh akademisi dan profesional pada berbagai bidang. Bahkan, pada jurnal ilmiah terkadang ditemukan kesalahan, penipuan ( fraud ) dan sebagainya yang dapat mengurangi reputasi mereka sebagai penerbit ilmiah yang terpercaya.

Contoh Kasus :
        Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat
    Selasa, 18 Mei 2010 | 21:37 WIB

JAMBI, KOMPAS.com – Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet.
Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.
Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI.
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya. “Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam mengungkap kasus kredit macet tersebut,” tegas Fitri.
Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus tersebut di Kejati Jambi.
Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan publik.
Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati Jambi dapat menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa saja yang juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga terungkap kasus korupsinya.
Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum maumemberikan komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi Syam dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut.
Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor. Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.

komentar:
Dalam kasus ini, seorang akuntan publik (Biasa Sitepu) sudah melanggar prinsip kode etik yang ditetapkan oleh KAP ( Kantor Akuntan Publik ). Biasa Sitepu telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya yaitu :
1.    Prinsip tanggung jawab : Dalam melaksanakan tugasnya dia (Biasa Sitepu) tidak mempertimbangkan moral dan profesionalismenya sebagai seorang akuntan sehingga dapat menimbulkan berbagai kecurangan dan membuat ketidakpercayaan terhadap masyarakat.
2.   Prinsip integritas : Awalnya dia tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan hingga akhirnya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para saksi.
3.   Prinsip obyektivitas : Dia telah bersikap tidak jujur, mudah dipengaruhi oleh pihak lain.
4.   Prinsip perilaku profesional : Dia tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai akuntan publik telah melanggar etika profesi.
5.   Prinsip standar teknis : Dia tidak mengikuti undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Referensi :

Nuli Rahayu 
25211272
4EB09



      

Tugas 2



ETIKA AUDITING 


     Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).


     Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.


    Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Kepercayaan Publik 

      Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan Publik merupakan kepentingan masyarkat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

2. Tanggung Jawab Auditor kepada Publik 

     Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, obyektifitas, keseksamaan profesionalisme, dan kepentingan untuk melayani publik. Para akuntan diharapkan memberikan jasa yang berkualitas, mengenakan jasa imbalan yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Atas kepercayaan publik yang diberikan inilah seorang akuntan harus secara terus-menerus menunjukkan dedikasinya untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.


     Justice Buger mengungkapkan bahwa akuntan publik yang independen dalam memberikan laporan penilaian mengenai laporan keuangan perusahaan memandang bahwa tanggung jawab kepada publik itu melampaui hubungan antara auditor dengan kliennya.

     Ketika auditor menerima penugasan audit terhadap sebuah perusahaan, hal ini membuat konsequensi terhadap auditor untuk bertanggung jawab kepada publik. Penugasan untuk melaporkan kepada publik mengenai kewajaran dalam gambaran laporan keuangan dan pengoperasian perusahaan untuk waktu tertentu memberikan ”fiduciary responsibility” kepada auditor untuk melindungi kepentingan publik dan sikap independen dari klien yang digunakan sebagai dasar dalam menjaga kepercayaan dari publik.


3. Tanggung Jawab Dasar Auditor 

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor :
a.     Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
b. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
c.  Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.
d.     Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test.
e.    Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.


4. Independensi Auditor 


Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain. Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut :
a.    Independence in fact (independensi dalam fakta). Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.

b.   Independence in appearance (independensi dalam penampilan). Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.

c.   Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya). Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.

5. Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntan Publik . 


Pasar modal memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. institusi yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam. Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Salah satu tugas pengawasan Bapepam adalah memberikan perlindungan kepada investor dari kegiatan-kegiatan yang merugikan seperti pemalsuan data dan laporan keuangan, window dressing,serta lain-lainnya dengan menerbitkan peraturan pelaksana di bidang pasar modal. Dalam melindungi investor dari ketidakakuratan data atau informasi, Bapepam sebagai regulator telah mengeluarkan beberapa peraturan yang berhubungan dengan kereablean data yang disajikan emiten baik dalam laporan tahunan maupun dalam laporan keuangan emiten.

Contoh Kasus :

               Kasus KAP Anderson dan Enron

Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.

komentar : Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar prinsip etika profesi akuntan diantaranya yaitu melanggar prinsip integritas dan perilaku profesional. KAP Arthur Andersen tidak dapat memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk kategoti The Big Five dan tidak berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data. Selain itu Arthur Andesen juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.



Referensi : 





Nuli Rahayu 
25211272
4EB09







Sabtu, 11 Oktober 2014

Tugas 1


ETIKA GOVERNANCE


         Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) adalah Ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat manusia. Dalam Ethical Governance ( Etika Pemerintahan ) terdapat juga masalah kesusilaan dan kesopanan ini dalam aparat, aparatur, struktur dan lembaganya. Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Suara hati manusia menentukan perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk, tergantung pada kepribadian atau jati diri masing-masing.

1. Governance System

      Istilah sistem pemerintahan merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu: "sistem" dan "pemerintah".Berarti sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan fungsional dari keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan antara bagian-bagian yang terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhan. Dan pemerintahan dalam arti luas memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam menjalankan kesejahteraan negara dan kepentingan negara itu sendiri. 

     Dari pengertian itu, secara harfiah berarti sistem pemerintahan sebagai bentuk hubungan antar lembaga negara dalam melaksanakan kekuasaan negara untuk kepentingan negara itu sendiri dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.

     Menurut Moh. Mahfud MD, adalah pemerintah negara bagian sistem dan mekanisme kerja koordinasi atau hubungan antara tiga cabang kekuasaan yang legislatif, eksekutif dan yudikatif (Moh. Mahfud MD, 2001: 74). Dengan demikian, dapat disimpulkan sistem adalah sistem pemerintahan negara dan administrasi hubungan antara lembaga negara dalam rangka administrasi negara.



2. Budaya Etika 


      Budaya ini memperlihatkan bahwa manajemen bersungguh-sungguh mengenai kualitas dan bersedia menyediakan semua dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan program-program yang berkaitan. Etika juga memerlukan dukungan dan pengaturan serupa. Dalam bisnis, banyak orang yang berpendapat bahwa suatu perusahaan mencermikan kepribadian pemimpinnya. Suatu penelitian atas perusahaan-perusahaan raksasa mendukung pendapat ini. Sekarang, para CEO perusahaan-perusahaan seerti Federal Express, Southwest Airlines, dan Wendy’s berpengaruh sedemikian rupa pada organisasi mereka sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut sebagai CEO itu sendiri.

3. Mengembangkan Struktur Etika Korporasi
     Semangat untuk mewujudkan Good Corporate Governance memang telah dimulai di Indonesia, baik di kalangan akademisi maupun praktisi baik di sektor swasta maupun pemerintah. Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi yang memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui UU Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar Modal, Standar Akuntansi, Komite Pemantau Persaingan Usaha, Komite Corporate Governance, dan sebagainya yang pada prinsipnya adalah membuat suatu aturan agar tujuan perusahaan dapat dicapai melalui suatu mekanisme tata kelola secara baik oleh jajaran dewan komisaris, dewan direksi dan tim manajemennya. 
     Pembentukan beberapa perangkat struktural perusahaan seperti komisaris independen, komite audit, komite remunerasi, komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan efektivitas "Board Governance". Dengan adanya kewajiban perusahaan untuk membentuk komite audit, maka dewan komisaris dapat secara maksimal melakukan pengendalian dan pengarahan kepada dewan direksi untuk bekerja sesuai dengan tujuan organisasi.
     Sementara itu, sekretaris perusahaan merupakan struktur pembantu dewan direksi untuk menyikapi berbagai tuntutan atau harapan dari berbagai pihak eksternal perusahaan seperti investor agar supaya pencapaian tujuan perusahaan tidak terganggu baik dalam perspektif waktu pencapaian tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun belum maksimal, Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang dilakukan oleh pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN adalah bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun "Board Governance" yang baik sehingga implementasi Good Corporate Governance akan menjadi lebih mudah dan cepat.


4. Kode Perilaku Korporasi (Corporate Code of Conduct)

     Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai, Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders. 


5. Evaluasi Terhadap Kode Perilaku Korporasi 

     Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.
Pengaruh etika terhadap budaya
1. Etika Personal dan etika bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
2.Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja

Contoh Kasus Disiplin Kerja pegawai 
Pelanggaran tentang ketentuan jam kerja

Berdasarkan wawancara dengan salah satu pegawai sekertaris kecamatan maesaan mengatakan bahwa "mengenai ketentuan jam kerja, memang setiap hari ada pegawai yang datang ke kantor sudah lewat waktu yang sudah ditentukan, yang sebenrnya masuk jam 07:30 WITA, namun ada pegawai yang datang jam 9 atau jam 9 pagi dan bahkan ada yang pulang sebelum waktunya pada jam 17:30". ini sangat berdampak  pada efisiensi dkinerja dari instansi pemerintahan ini. 



Referensi :

http://yanhasiholan.wordpress.com/2014/01/07/etika-governance/
http://inigalih.blogspot.com/2011/11/governance-system.html
http://inigalih.blogspot.com/2011/11/governance-system.html
http://noviyuliyawati.wordpress.com/2013/11/13/ethical-governance/




Nuli Rahayu
25211272
4EB09












Isnin, 23 Jun 2014

TUGAS 4 SOFTSKILL


EXERCISE 41 : KNOW / KNOW HOW
1.   The fourth graders know to multiply.
2.   How many people here know to ski ?
3.   We know about Mary's engagement to James.
4.   The chemistry students know how the formula for salt.
5.   Although he has been driving for fifteen years. he doesn't know how the change a tire        properly.
6.   Leon know how that his friends would react to his proposition.
7.   Nobody know how to get to the turn pike yesterday.
8.   The owner of the store was away, but she know about the robbery.
9.   We know how to type before we entered the University.
10. He doesn't know how to dance. but he tries.
EXERCISE 42 : CLAUSES OF CONCESSION

1.   Although his dislike for office, she drank it to keep her self warm. 
2.   Marry will take a plane, in spite of she dislike flying.
3.   Altough Marcy's sadness at losing the contest, she managed to smile.
4.   We took many picture's despite the sky was cloudy.
5.   Even though her poor memory, the old woman told interesting stories to the children.
6.   In spite of he has been absent frequently, he has managed to pass the test.
7.   Narcy told me the secret, though having promised to do so.
8.   We plan to buy a ticket for the drawing even tough we know we will not win a prize.
9.   Even though the high prices, my daughters insist on going to the movies every             saturday.
10. He ate chocolate cake in spite of he is on diet.

EXERCISE 43 : PROBLEM VERBS 

1.   You will see on the map that the public auditorium (lays) nort of the lake.
2.   My dog loves to (sit) in the sun.
3.   The delivery boy (lay) the groceries on the table.
4.   After the heavy rain, the water in the lake (raised) another two feet.
5.   The paper hargers decided to (raise) the picture a few more inches.
6.   He was exhausted so he decided to (lay) down to a little while.
7.   The workers were (laying) coment for the patio when it began to rain.
8.   The soldier (raised) the flag when he heard the bugle blow.
9.   In chemistry class. we learned that hot air (rises)
10. They tried to (set) the explosives carefully on the floor.

MINI TEST 3 FOR GRAMMAR ITEMS 21 THROUGH 29

1.   C         
11. A          21. B          31. A           41. A          
2.   B          12. A          22. A          32. C          42. A
3.   C          13. C          23. C          33. C          43. D
4.   D          14. B          24. A          34. C          44. A
5.   C          15. C          25. C          35. C          45. A
6.   A          16. A          26. B          36. A          46. A
7.   A          17. A          27. B          37. A          47. D
8.   A          18. A          28. A          38. A          48. A
9.   A          19. A          29. A          39. A          49. B
10. C          20. D          30. A          40. A          50. A

UTS

I.   CORRECT THESE INCORECT SENTENCES

a.  I wish that you could repair my broken computer.

b.  Lintang would rather eat orange than apple.
c.  Brenda prefer go to berlin to go to paris.
d.  She wishes the she were coming to the party.
e.  This car cost twenty dollar.
f.   Angel is supposed to study tonight
g.   It may have rained last night.
h.   Depok's climate is different from Bekasi.
i.    These are twenty - dollars shoes.
j.   Olivia shold have finished her study 
k.   His car runs as fast as a race car.
l.   Edwin had better become a pilot.
m. The little boy's mother bought him a five speed racing bicycle for his birthday.
n.  Edwin spent so much enjoyable vacation in Europe this summer that he plans to return as soon as he save enough money.

II.  SUPPLY THE CORRECT FORM OF THE VERB, ADJECTIVE OR ADVERB OF THE FOLLOWING SENTENCES

a. Understood
b. Will accept
c. Study
d. Soon
e. Writes
f. Wold talk
g. Would find
h. Bad
i. Well
j. Will gave
k. Would call
l. Fluent
m. Sick
n. Had explained
o. Stay
p. Fast
q. More important
r. As hot

III. CHANGE THESE ACTIVE SENTENCES IN TO PASSIVE SENTENCES

a. A bowl of bakso is being eaten by me.
b. The broken computes have been repaired by us
c. I was given a new dress last week by them
d. English is being studied by them
e. I am sent a lot of letters every month by her
f. The questions were answered by Brenda correctly
g. Mr. Theodorus will be called by Mr. Robert tonight
h. Your hp should be switchedof by you in the train


NULI RAHAYU
3EB09
25211272

Selasa, 13 Mei 2014

TUGAS 3 SOFTSKLL

Exercise 35 : Passive Voice 

1.  The president is called by somebody everyday

2.  The other members are being called by john
3.  The documents were being delivered to the department by Martha
4.  The amandment has been relpealed by other members
5.  The information had been received before the recess by the delegates
6.  The supplies should be bought for this class by the teacher
7.  Mr. Watson will be called tonight by somebody 
8.  Considerable damage has been caused by the fire 
9.  A new procedure was being developed before the bank bankruptcy 
     hearings begin by the company 
10. The papers will have been received by tomorrow by john

Exercise 36 : Causative Verbs


1.   Leave

2.   Repaired
3.   Type
4.   Call
5.   Painted 
6.   Write
7.   Lie
8.   Sent
9.   Cut
10. Sign 
11. Leave
12. Wash
13. Fixed
14. Published
15. Find

Exercise 37 : Relative Clause 


1.   The last record which produced by this company became a gold record

2.   Checking accounts that require a minimum balance are very common now
3.   The professor whom you spoke yesterday is not here today
4.   John whose grades are the highest in the school has received a scholarship
5.   Felipe bought a camera which has three lenses
6.   Frank is the man who we are going to nominate for the office of treasurer
7.   The doctor is with a patient whose leg was broken in an accident
8.   Jane is the wowan who is going to China next year
9.   Janet wants a typewriter that self - corrects
10. The book wich I found last week contains some useful information
11. Mr. Bryant whose team has lost the game looks very sad
12. James wrote an article which indicated that he disliked the president
13. The director of the program who graduated from Harvard University is
       planning to retire next year
14. This is the book that I have been looking for all year
15. William whose brother is a lawyer wants to become a judge 

Exercise 38 : Relative Clause Reduction


1.   George is the man chosen the represent the committee at the convention
2.   All of the money accepted has already been released
3.   The papaers on the table belong to Patricia
4.   The man brought to the police station confessed to the crime
5.   The girl drinking coffe is Marry Allen 
6.   John's wife, a proffessor, has written several papers o this subject
7.   The man talking to the policeman is my uncle
8.   The book on the top shelf  is the one that I need
9.   The number of students counted is quite high 
10. Leo Evans, a doctor, eats in this restaurant every day 

Exercise 39 : Subjunctive

1.   The teacher demanded the student to leave the room
2.   Correct
3.   It was very important that we delayed discussion 
4.   Correct
5.   The king decreed the new laws to take effect the following months
6.   Correct
7.   Correct
8.   His father prefers him to attend a different university
9.   The faculty stipulated the rule to be abolished
10. She urged us to find another alternative

Exercise 40 : Inclusives

1.   Not only
2.   And
3.   Both
4.   But also
5.   As well as
6.   Not only
7.   As well as
8.   But also
9.   As well as
10. As well as



Nuli Rahayu
3EB09
25211272 

Jumaat, 25 April 2014

PROMISCUITY


My suggestion to this problem is :

This issue is better discussed in the family and to the family of the woman not to be excluded as a result of his actions and the woman keep her pregnancy because after the baby in the womb is a gift from GOD who has no sin. and for women in order to repent and acknowledge the wrong done to GOD that shunned from suicidal thoughts. for the men to take responsibility for the baby is his. message to all teens nowadays to maintain her social order not to get caught up in promiscuity and stick with our respective god that was shunned from a bad attitude.

Khamis, 24 April 2014

TUGAS 2 SOFTSKILL


  Exercise 31 : Nouns Functioning as Adjectives

      1.       Twelve – Story
      2.       The Language – Teacher
      3.       Three – Act
      4.       Two – Day
      5.       79 – Piece
      6.       Five – Shelve
      7.       16 – Ounce
      8.       Six – Quart
      9.       Made of Brick
     10.   Ten – Speed

Exercise 32 – Enough

     1.       Enough People
     2.       Enough French
     3.       Enough Time
     4.       Fast Enough
     5.       Soon Enough
     6.       Early Enough
     7.       Hard Enough
     8.       Slowly Enough
     9.       Enough Flour
     10.   Enough Books

Exercise 33 – Because / Because of

    1.       Because
    2.       Because
    3.       Because of
    4.       Because
    5.       Because of
    6.       Because of
    7.       Because of
    8.       Because
    9.       Because
    10.   Because of
  
Exercise 34 – So / Such

    1.       So
    2.       So
    3.       Such
    4.       Such
    5.       So
    6.       So
    7.       So
    8.       So
    9.       Such
    10.   So
    11.   So
    12.   So
    13.   So
    14.   Such
    15.   So

Mini Test 2 for Grammar Items 15 Through 20

     1.       B. Ghost Stories
     2.       B. Will Take
     3.       D. Guest Speaker
     4.       D. On it on our
     5.       C. Five – speeds
     6.       C. Hot enough
     7.       C. Bricks patio
     8.       A. Such enjoyable
     9.       C. Supplies enough
    10.   A. Such interesting
    11.   A. Had studied
    12.   A. Deposit
    13.   A. Was
    14.   D. This past week
    15.   B. Having crossing
    16.   B. To spend
    17.   A. Live
   18.   C. The louder
   19.   B. Costs
   20.   B. From his boat
   21.   A. Must have called
   22.   A. Would occur
   23.   D. Uncontrolably
   24.   B. So that
   25.   D. Would
   26.   C. Ought to
   27.   A. Such a difficult
   28.   C. Because of
   29.   B. Ninety – day
   30.  D
   31.   D. Sought to
   32.   A. To go
   33.   B. Had
   34.   D. Another helping
   35.   D. Twenty – year – old
   36.   D. More sadder
   37.   B. Than
   38.   B
   39.   A. The same
   40.   B. Never would meet
   41.  D
   42.   B. Because of
   43.   C. One that requires
   44.  B
   45.   B. So good game
   46.   D. They must return
   47.   D. Language
   48.   A. From
   49.   A. Buy
   50.   A